A.
Biohidrometalurgi
Oleh Bakteri Thichacillus ferrooxidan Untuk Menghasilkan Logam Yang Berkualitas
Tinggi
B.
PENDAHULUAN
Metalurgi adalah ilmu dan
teknologi yang mengkaji proses pengolahan dan perekayasaan mineral
dan logam.
Ruang lingkup metalurgi meliputi: pengolahan mineral (mineral dressing),
ekstraksi logam
dari konsentrat mineral (extractive metallurgy),
proses produksi logam (mechanical metallurgy),
perekayasaan sifat fisik logam (physical metallurgy).
Salah satu cabangnya adalah Biohidrometalurgi, yakni pengolahan bijih logam menjadi logam murni dengan cara
penambahan mkhluk hidup seperti bakteri.
Logam merupakan bahan pertama yang dikenal oleh manusia dan digunakan
sebagai alat-alat yang berperan penting dalam sejarah peradaban manusia
(Darmono, 2001). Logam berat masih termasuk golongan logam dengan
kriteria-kriteria yang sama dengan logam lain. Perbedaannya terletak dari
pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk ke dalam
organisme hidup. Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan
efek-efek khusus pada mahluk hidup (Taberima, 2004). Keberadaan logam berat
dalam lingkungan berasal dari dua sumber. Pertama dari proses alamiah seperti
pelapukan secara kimiawi dan kegiatan geokimiawi serta dari tumbuhan dan hewan
yang membusuk. Kedua dari hasil aktivitas manusia terutama hasil limbah
industri (Connel dan Miller, 1995).
Bakteri
kemolitotrof merupakan salah satu bakteri yang mampu memisahkan logam dari
bijihnya. Bakteri ini hidup dari zat-zat anorganik, seperti besi dan belerang,
dan memperoleh energi dari pemecahan bahan kimia tersebut. Energi tersebut
digunakan untuk sintesis karbon dioksida dan air menjadi zat-zat organik.
Proses sintesis ini dikenal dengan sebutan kemosintesis. Salah satu contoh
bakteri pemisah logam ini adalah bakteri Thiobacillus ferooxidans yang
digunakan untuk mengekstraksi tembaga dari bijih tembaga. Bakteri
Thiobacillus ferroxidans, yaitu bakteri pemakan batuan yang tumbuh subur di
tempat pertambangan, peranannya sangat penting karena dapat mengekstraksi
berbagai jenis logam. Bakteri ini dapat memperoleh energinya dari oksidasi zat
anorganik, yaitu besi dan belerang. Bakteri ini juga dapat tumbuh dengan subur
dalam lingkungan tanpa adanya zat organik, dia mampu mengekstrak karbon secara
langsung dari karbon dioksida di atmosfer. Pemanfaatan mikrorganisme ini untuk
memisahkan logam dari bijih logam yang diterapkan di tambang logam karena logam
tidak bisa dimanfaatkan jika terikat dengan bijihnya.
C.
TINJAUAN PUSTAKA
Bakteri Thibacillus Ferrooxidans
1.
Taksonomi
Kingdom : Bacteria
Phyllum :
Proteobacteria
Kelas : Schizomycetes
Ordo : Pseudomonadales
Familia : Thiobacteriaceae
Genus : Thiobacillus
Species : Thiobacillus ferrooxidans
2.
Morfologi
Bakteri Thiobacillus ferrooxidans adalah Bakteri
gram negatif aerobik khemolitotrofik Bakteri berbentuk batang. Merupakan
bakteri saprofit, yaitu bakteri yang hidupnya dari sisa-sisa organisme mati
atau sampah, Thiobacillus adalah warna,
dengan kutub flagella bakteri. Mereka memiliki sebuah besi oxida, yang
memungkinkan mereka untuk memetabolisme ion besi.
3. Fisiologi
Thiobacillus
ferrooxidans adalah bakteri di udara. Termasuk bakteri thermophilic, yaitu
hidup pada suhu 45-50o C. Selain itu juga termasuk ke dalam bakteri
acidophilic, yang hidup pada pH dari 1,5 menjadi 2.5. Beberapa spesies, hanya tumbuh pada pH netral.
4.
Ekologi
Thiobacillus
ferrooxidans yang paling umum adalah jenis bakteri
tambang di tumpukan sampah. Organisme ini adalah acidophilic (asam loving), dan
meningkatkan tingkat oksidasi pyrite Tailing tumpukan di tambang batu bara dan
deposito. Menurut Breemen (1993), kecepatan penurunan pH akibat oksidasi pirit
ditentukan oleh jumlah pirit, kecepatan oksidasi, kecepatan perubahan hasil
oksidasi, dan kapasitas netralisasi. Proses oksidasi yang dapat membahayakan,
karena memproduksi sulfuric acid, yang merupakan alat utama. Namun, juga dapat
bermanfaat dalam pemulihan bahan seperti tembaga dan uranium. Ferrooxidans untuk
membentuk sebuah hubungan simbiotik dengan anggota bakteri jenis Acidiphilium,
bakteri yang mampu pengurangan besi. Jenis lainnya Thiobacillus tumbuh dalam
air dan endapan; terdapat kedua jenis air tawar dan air laut.
Thiobacillus
ferrooxidans adalah bakteri biasanya digunakan dalam apa yang disebut
bioleaching, sebuah bioproses di mana mikroba yang digunakan untuk melarutkan
logam dari deposit mineral. Ini adalah bakteri yang paling umum digunakan dalam
biomining. Lebih dari 30 persen tembaga dunia diekstraksi melalui penggunaan T. ferrooxidans dengan cara ini, menurut
"Ensiklopedia Concise Bioresource Teknologi." Hal ini jelas menguntungkan
bahwa mikroba mampu bioleaching pertumbuhan terus-menerus untuk digunakan
sukses di industri. Menurut jurnal "Aplikasi Mikrobiologi
Lingkungan," pertumbuhan T.
ferrooxidans secara signifikan ditingkatkan melalui pengenalan karbon
dioksida dan sulfat besi. Thiobacillus ferrooxidans diisolasi untuk pertama kalinya pada
tahun 1947. Itu diekstrak melalui drainase asam dari tambang batubara, laporan
jurnal "Sadhana." T.
ferrooxidans memiliki sebuah oksidase besi, yang memungkinkan bakteri untuk
memetabolisme ion logam, seperti besi ferro. Oleh karena itu, mendapat energi
dari oksidasi besi ferro atau dikurangi senyawa belerang anorganik. Ini adalah
salah satu bakteri yang digunakan dalam industri untuk mengekstraksi logam,
seperti tembaga dan uranium, dari bijih fungsi. Mengingat tingkat pertumbuhan T. ferrooxidans sukses ', bakteri dapat
digunakan dalam teknologi desulfurisasi bahan bakar dan gas industri. Efisiensi
dari proses ini adalah kompetitif dengan metode tradisional desulfurisasi, dan
produk samping belerang, asam sulfat atau gipsum fitur. Menurut jurnal
"Mikrobiologiia," untuk pertumbuhan bakteri terus menerus, T. ferrooxidans membutuhkan sekitar 14
mg fosfor, magnesium 2 mg, 5 mg potasium dan 100 mg nitrogen. Langkah-langkah
ini sesuai dengan per gram biomassa kering dari jumlah.
Meskipun T. ferrooxidans diklasifikasikan sebagai organisme aerobik - membutuhkan oksigen untuk tumbuh dan bertahan hidup - itu dapat berkembang biak dalam kondisi anaerobik juga. Oksidasi anaerobik telah ditunjukkan dengan T. ferrooxidans menggunakan elemen sulfur dengan sulfat besi. Namun, besi sulfur atau besi elemental harus hadir dalam rangka untuk bakteri untuk tumbuh.
Meskipun T. ferrooxidans diklasifikasikan sebagai organisme aerobik - membutuhkan oksigen untuk tumbuh dan bertahan hidup - itu dapat berkembang biak dalam kondisi anaerobik juga. Oksidasi anaerobik telah ditunjukkan dengan T. ferrooxidans menggunakan elemen sulfur dengan sulfat besi. Namun, besi sulfur atau besi elemental harus hadir dalam rangka untuk bakteri untuk tumbuh.
Pertumbuhan Thiobacillus Ferrooxidans
Menurut University of Minnesota, faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan T.
ferrooxidans adalah suhu, air, pH dan nilai gizi.
Mikroorganisme ini membutuhkan suhu dari 75 sampai 100
derajat Fahrenheit untuk pertumbuhan optimal. Seperti meningkatkan suhu
atau penurunan, tingkat pertumbuhan terpengaruh. Rentang
pH terbaik untuk T. ferrooxidans
adalah antara 6,5 dan 7,5. Demikian juga, konsentrasi optimal dari
nitrogen, vitamin dan mineral yang diperlukan untuk laju pertumbuhan maksimum.
Konsentrasi nitrogen harus 0,1-1,0 mg / L.
Biohidrometalurgi adalah
ilmu dan teknologi yang mengkaji proses pengolahan dan perekayasaan mineral dan
logam. Ruang lingkup metalurgi meliputi: pengolahan mineral (mineral dressing),
ekstraksi logam dari konsentrat mineral (extractive metallurgy), proses
produksi logam (mechanical metallurgy), perekayasaan sifat fisik logam
(physical metallurgy). Salah satu cabangnya adalah Biohidrometalurgi, yakni
pengolahan bijih logam menjadi logam murni dengan cara penambahan mkhluk hidup
seperti bakteri.Misalnya :
Thichacillus ferrooxidans berperan memisahkan logam
dari bijihnya atau kotoran sehingga didapat logam berkualitas tinggi. Sebagai contoh pada tembaga (Cu).
D.
PEMBAHASAN
Mikroorganisme
sebagai Pemisah Logam dari Bijihnya
Thiobacillus ferrooxidans adalah salah satu dari
spesies khemolititrof (bakteri pemakan batuan) yang berperan dalam mengekstrak
berbagai jenis logam.
Khemolitotrof memperoleh energinya dari oksidasi zat organik karena dapat
mengekstrak karbon secara langsung dari karbondioksida di atmosfer. Thiobacillus ferrooxidans digunakan
untuk memperoleh kembali tembaga (dan uranium) dari bijih tembaga dan uranium
berkualitas rendah. Misalnya bila larutan yang mengandung ion besi (Fe3+)
dicuci melalui endapan senyawa tembaga yang tidak dapat larut, tembaga
dioksidasi menjadi senyawa yang dapat larut. Dalam proses ini, (Fe3+) direduksi
menjadi Fe2+. Fe3+ dapat dioksidasi kembali menjadi Fe3+ oleh Thiobacillus ferrooxidans. Tembaga yang
bisa larut kemudian pindah keluar dari bijih dan diperoleh kembali sebagai
tembaga murni yang berkualitas tinggi.
Selama ribuan tahun, penyulingan minyak atau mineral dan memisahkan tembaga dari bijih yang berkualitas rendah dengan proses leaching Atau meluluhkan. Pada 1957, berhasil dikembangkan teknik pemisahan tembaga dari bijinya dengan menggunakan jasa bakteri. Bakteri yangdapat memisahkan tembaga dari bijihnya adalah Thiobacillus ferooxidans yang berasal dari hasil oksidasi senyawa anorganik khususnya senyawabesi dan belerang. Bakteri ini termasuk jenis bakteri khemolitotrop atau bakteri pemakan batuan. Bakteri khemolitotrop tumbuh subur pada lingkungan yang miskin senyawa organik, karena mampu mengekstrak karbon langsung dari CO2 di atmosfer.
Proses
pemisahan tembaga dari bijihnya berlangsung sebagai berikut.
-
Bakteri
Thiobacillus ferooxidans
mengoksidasi senyawa besi belerang (besi
sulfida) di sekelilingnya. Proses ini membebaskan sejumlah energiyang digunakan
untuk membentuk senyawa yang diperlukannya. Selain energi, proses
oksidasi tersebut juga menghasilkan senyawa asam sulfat dan besi sulfat yang dapat menyerang batuan
di sekitarnya serta melepaskan logam tembaga dari bijihnya. Jadi, aktivitas Thiobacillus
ferooxidans akan mengubah tembaga sulfida yang tidak larut dalam air
menjadi tembaga sulfat yang larut dalam air. Pada saat air mengalir melalui
bebatuan, senyawa tembaga sulfat (CuSO4) akan ikut terbawa dan lambat laun
terkumpul pada kolam berwarna biru cemerlang. Proses pemisahan logam dari
bijihnya secara besar-besaran dapat dijelaskansebagai berikut. Bakteri ini
secara alami terdapat di dalam larutan peluluh. Penambang tembaga akan
menggerus batu pengikat logam atau tembaga dan akan menyimpannya ke dalam
lubang tempat buangan. Kemudian, merekamenuangkan larutan asam sulfat ke tempat
buangan tersebut. Saat larutan peluruh mengalir melalui dasar tempat buangan,
larutan peluluh akan mengandung tembaga sulfat. Selanjutnya, penambang
akanmenambah logam besi ke dalam larutan peluluh. Tembaga sulfat akanbereaksi
dengan besi membentuk besi sulfat yang mampu memisahkan logam tembaga dari
bijinya. Secara umum, Thiobacillus
ferooxidans membebaskan tembaga dari bijih tembaga dengan cara bereaksi
dengan besi dan belerang yang melekat pada batuan sehingga batuan mengandung
senyawa besi dan belerang,misalnya FeS2. Saat larutan peluluh mengalir melalui
batu pengikat bijih,bakteri mengoksidasi ion Fe2+ dan mengubahnya menjadi Fe3+.
Unsurbelerang yang terdapat dalam senyawa FeS2 dapat bergabung dengan ionH+ dan
molekul O2 membentuk asam sulfat (H2SO4). Bijih yang mengandung tembaga dan
belerang, misalnya CuS, ion Fe3+ akan mengoksidasi ion Cu+ menjadi tembaga
divalen atau Cu2+. Selanjutnya, bergabung dengan ion sulfat (SO4 2-) yang
diberikan oleh asam sulfat untuk membentuk CuSO4. Dengan cara tersebut, bakteri
tersebut mampu menghasilkan tembaga kelas tinggi. Selain itu, bakteri pencuci,
seperti Thiobacillus
juga dapat digunakan untuk memperoleh logam berkualitas tinggi, seperti emas, galiu,
mangan, kadmium, nikel, dan uranium.
Metabolisme bakteri itu pun dapat ditinjau dari dua sisi
berdasarkan aktivitasnya. Yang pertama ialah pengoksidasi yang melepaskan
elektron besi secara enzimatis dan bersamaan dengan itu energi yang
dihasilkannya digunakan untuk pertumbuhan bakteri. Yang kedua, pengoksidasi
besi secara tidak langsung dan produk metabolismenya bersifat asam sehingga
pH-nya menjadi rendah. Ketika pH-nya rendah ini justru ada bakteri yang merasa
nyaman dan berkembang dengan baik. Di sini ada simbiosis, baik mutualisme
maupun komensalisme.
Proses
pengolahan bijih bertujuan untuk mengatur ukuran partikel bijih,menghilangkan
bagian-bagian yang tidak diinginkan, meningkatkan kualitas, kemurnian atau
grade bahan yang diproduksi. Proses ini biasanya terdiri dari:
penghancuran,penggilingan, pencucian, pelarutan, kristalisasi, penyaringan,
pemilahan, pembuatan ukuran tertentu, sintering (penggunaan tekanan dan panas
dibawah titik lebur untuk mengikat partikel-partikel logam), pellettizing
(pembentukan partikel-partikel logam menjadi butiran-butiran kecil), kalsinasi
untuk mengurangi kadar air dan/atau karbondioksida, roasting (pemanggangan),
pemanasan, klorinasi untuk persiapan proseslindian, pengentalan secara
gravitasi, pemisahan secara magnetis,pemisahan secaraelektrostatik, flotasi
(pengapungan), penukar ion, ekstraksi pelarut, elektrowining,presipitasi,
amalgamasi dan heapleaching.
Proses
pengolahan yang paling umum dilakukan adalah pemisahan secara gravitasi
(digunakan untuk cadangan emas placer), penggilingan dan pengapungan(digunakan
untuk bijih besi yang bersifat basa), pelindian (dengan menggunakan tangkiatau
heap leaching); pelindian timbunan (digunakan untuk bijih tembaga kadar
rendah)dan pemisahan secara magnetis. Tipikal langkah-langkah pengolahan
meliputipenggilingan, pencucian, penyaringan, pemilahan, penentuan ukuran,
pemisahan secaramagnetik, oksidasi bertekanan, pengapungan, pelindian,
pengentalan secara gravitasi,dan penggumpalan (pelletizing, sintering,
briquetting, or nodulizing).